Membangun fondasi pembinaan
sepakbola usia dini yang lebih kokoh untuk mempersiapkan masa depan sepakbola
indonesia
Pendahuluan : perkembangan sepakbola
usia dini atau grass roots (s/d jenjang usia 12 tahun) di indonesia begitu
pesat perkembangannya, kegiatan latihan dan pertandingan diadakan dimana-mana,
sekolah sepakbola (ssb) atau akademi sepakbola (as) tumbuh subur di tanah air,
membangun fondasi sepakbola Indonesia. Begitu semaraknya kegiatan sepakbola
usia dini, ada yang diorganisir sendiri oleh ssb dan as bersangkutan, asosiasi,
liga, pengcab, pengprov dan pssi, serta pihak lain yang peduli terhadap pemain
usia dini, dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan seperti latihan rutin,
mitra tanding, festival sepakbola, coaching clinic, festival pelatihan
sepakbola usia dini (grassroots football festival), seleksi pemain, workshop
atau seminar, dll. Ada pula yang diselenggarakan oleh perusahaan besar, klub
dan organisasi penyelengara dari eropa atau klub dari amerika latin, yang
melakukan berbagai kegiatan seperti menyelenggarakan festival, kamp latihan,
coaching clinic (termasuk oleh bintang sepakbola ternama), serta membuka ssb atau
as di indonesia. Dalam kegiatan festival sepakbola internasional, tim yang
mewakili indonesia bisa menunjukan prestasi membanggakan, ada pengamat asing
yang mengatakan “tim indonesia dan pemainnya memiliki bakat bagus.” Ungkapan
itu membuat kita percaya bahwa dimasa depan, indonesia akan memiliki banyak
pemain handal dan akan memiliki kesebelasan nasional tangguh yang dapat
berprestasi di arena pertandingan internasional. Saat memasuki jenjang pemain
usia muda(14 tahun keatas), bakat dimilikinya masih cukup untuk bersaing,
tetapi ketika menginjak usia senior,ternyata bakat yang dimilikinya belum cukup
untuk bisa bersaing di arena pertandingan internasional. Hal tersebut tentu
harus dicari tahu apa penyebabnya? Kemudian cari cara pemecahannya!,supaya bisa
menjaga kesinambungan prestasi berjenjang. Upaya perbaikan harus mulai
dilakukan sejak sekarang, dengan terlebih dahulu mengidentifikasi semua cara
penanganan selama iniapakah sudah benar? Dan bila ada yang kurang benar
dilakukan selama ini,lakukan segera perbaikan dan mulai dari yang mudah untuk
dilaksanakan. Menangani pemain usia dini : menangani pembinaan pemain usia dini
atau dalam bahasa kerennya grassroots, merupakan usia emas dari rangkaian
pembinaan sepakbola yang berjenjang, tidaklah sama dengan menangani pemain usia
muda apalagi usia senior. Pemain di usia ini harus dibimbing hati-hati sesuai
tingkat usianya. Dalam jenjang ini mereka mulai diperkenalkan kepada teknik
dasar sepakbola dengan baik dan benar, atau teknik dasar yang diberikan tidak
boleh salah, karena bila salah hal itu bisa akan terus terbawa sampai usia muda
dan usia senior. Pembinaan sepakbola usia dini bisa juga diartikan akar rumput,
pembinaan dasar atau pembinaan awal dari rangkaian pembinaan jangka panjang,
kini bertambah marak, dengan berbagai macam kegiatan yang dilakukan banyak
pihak yang peduli sepakbola usia dini, fenomena tersebut diyakini sebagai
indikasi akan datangnya kemajuan sepakbola indonesia di masa depan. Kemajuan
dimaksud akan datang lebih cepat bila semua kegiatan diatur dalam sebuah sistem
jaringan, yang terintegrasikan dan kalender tetap disetiap tahunnya, serta
menginduk ke badan otoritas sepakbola nasional (pssi). Karena selama ini
berbagai kegiatan itu dilakukan sendiri-sendiri seperti tanpa ada hubungan satu
sama lain, kecuali beberapa diantaranya sudah mulai melakukan kolaborasi dalam
kegiatannya. Dimasa datang tampaknya semua kegiatan sepakbola usia dini harus
dilakukan secara terintegrasi, terpadu, bertahap dan berkesinambungan tanpa
terputus-putus disepanjang tahun, supaya berjalan lebih baik dan akan lebih
meyakinkan kita akan datangnya kemajuan sepakbola di tanah air dalam waktu
tidak lama lagi. Apalagi bila didukung sebuah pusat data base pemain dari badan
otoritas sepakbola nasional, sehingga perkembangan sepakbola usia dini yang
dilakukan banyak pihak di berbagai daerah, bisa terekam jejaknya dengan baik,
dalam sebuah bank data pemain, tempat menyimpan rekam jejak prestasi pemain di
semua kegiatan sepakbola, yang akan memudahkan pemanduan bakat pemain atau
merekrut pemain kesebelasan nasional disegala jenjang usia. Pembinaan pemain
usia dini merupakan fondasi pembinaan pemain di jenjang awal, sebelum memasuki
jenjang pemain usia muda 14 tahun keatas, dilanjutkan sampai dengan pembinaan
pemain senior 19 tahun keatas. Bila fondasinya kokoh di jenjang pembinaan
pemain usia dini ini tentu ia akan bisa menopang jenjang pembinaan diatasnya,
tetapi bila fondasinya belum kokoh tentu saja belum bisa menopang jenjang
pembinaan diatasnya. Seperti yang terjadi sekarang pembinaan pemain usia dini
yang sudah lama begitu semarak sejak akhir abad 20, sampai saat ini belum bisa
menghasilkan pemain handal didalam membentuk kesebelasan nasional tangguh yang
dapat berprestasi di arena pertandingan internasional, karena saat itu mungkin
belum ada arena pertandingan internasional yang dapat diikuti oleh para pemain
usia dini seperti sekarang. Berbeda dengan sekarang dalam dekade kedua abad ke
21 ini, banyak sudah anak-anak pemain usia dini mengikuti kegiatan di arena
pertandingan internasional, seperti mengikuti dan berprestasi diberbagai
festival sepakbola usia dini di luar negeri, kemudian mengikuti festival
pelatihan sepakbola bagi pemain usia dini (grassroots footbal festival),
mengikuti kamp latihan sepakbola di luar negeri, mengikuti coaching clinic yang
dipandu oleh pemain kenamaan dunia, mudah-mudahan dapat terasa hasilnya sepuluh
tahun kedepan, dengan melahirkan pemain handal dan membentuk kesebelasan
nasional tangguh yang dapat berprestasi di arena pertandingan internasional.
Saatnya sekarang bagi para pembina untuk mengevaluasi kembali cara membina
pemain usia dini, yang sementara ini sudah dianggap baik, kemudian ditingkatkan
lagi agar menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya. Yang perlu dilakukan
sekarang bila ingin memperkokoh fondasi pembinaan sepakbola usia dini adalah
bekerja dengan lebih sistematis, terarah, meningkatkan bobot latihan dan cara
menangani pemain usia dini, dengan menggunakan atau memperhatikan berbagai
panduan sebagai acuan, dasar dan mode untuk melakukan kegiatan pembinaan
pemain, dari berbagai sumber yang berasal dari buku, media, internet. Seminar,
workshop, pelatihan, coaching clinic, penyegaran dan kursus pelatih yang
diadakan badan otoritas sepakbola. Lakukanlah dengan mulai merujuk kepada
panduan-panduan seperti panduan fifa tentang grassroots, 2012, bagi pelatih,
pengurus atau ofisial dan termasuk orang tua. Panduan dari afc, vision
asia-vision indonesia tentang grassroots. Panduan dari pssi tentang kurikulum
& pedoman dasar sepakbola indonesia, khususnya yang diperuntukan bagi
pemain usia dini, atau panduan pssi lainnya, seperti tentang fase pembinaan
pemain, termasuk bagi pemain usia dini sebagaimana diatur dalam peraturan
organisasi (po) tentang kompetisi, kurikulum & pedoman dasar sepakbola indonesia,
serta silabus kurikulum dan materi kursus pelatih lisensi d. Kemudian bisa
dijadikaan panduan pula seperti tentang kriteria latihan kelompok usia (seperti
yang tercantum dalam c licence coaching award, afc-pssi), manual bppum pssi,
peraturan permainan khusus pemain berusia 10 dan 12 tahun, tentang campfestival
sepakbola usia dini dan festival pelatihan sepakbola usia dini (grassroots
football festival) serta fifa fair play. Panduan-panduantentang menangani
pemain usia dini : fifa grassroots atau pembinaan pemain usia dini sampai
dengan usia 12 tahun, dengan filosofi sepakbola usia dini (philosophy of
grassroots football) adalah : 1. Sepakbola untuk semua orang, sepakbola dapat
dimainkan dimana saja tanpa membedakan usia, gender, kepercayaan, etnik, latar
belakang sosial dan tingkat kebugaran. 2. Sebagaimana disebutkan diatas, bahwa
sepakbola dapat dimainkan dimana saja. Program usia dini fifa membawa sepakbola
untuk usia 6 sampai 12 tahun di seluruh dunia. 3. Sepakbola adalah sebuah
sekolah fair play seumur hidup, semangat bekerjasama, pertemanan merupakan
sedikit dari banyak nilai yang didapatkan dari sepakbola. 4. Hal tersebut juga
untuk kesenangan yang merupakan hal terpenting dalam pelatihan sepakbola, serta
mengajarkan permainan bukan kemenangan dalam semua tujuan. 5. Biarkan anak-anak
diberikan kebebasan saat bermain sepakbola yang diperuntukan bagi pesepakbola
usia dini agar bergairah dan mendapatkan penghargaan. Dalam vision asia yang
diterjemahkan menjadi vision indonesia, grassroots foundation atau fondasi usia
dini adalah salah satu program penting diantara 11 elemen pengembangan program.
Dalam vision indonesia fase usia dini dibagi dua jenjang usia, yaitu jenjang
usia 6-10 tahun dan 11-13 tahun. Program kerja pada phase 1, phase gembira (6-10
tahun) : 1. Sosialisasi pengetahuan dasar bermain sepakbola. 2. Promosi dan
pengenalan permainan sepakbola gembira (fun football). 3. Mempromosikan program
pplp. Program kerja pada phase 2, fase fondasi (11-13 tahun): 1. Membentuk
keahlian dasar bermain sepakbola. 2. Festival kota, antar sekolah dasar dan
atar ssb. 3. Festival nasional antar pengprov. 4. Pemanduan bakat untuk pplp.
5. Pembentukan tim nasional u13. Sebagaimana tercantum dalam po pssi tentang
kompetisi, fase-fase pembinaan sepakbola dibagi dalam 4 fase, dimana untuk
pemain usia dini masuk dalam fase hiburan (fun phase) usia 6 s/d 10 tahun dan
fase pembentukan (foundation phase) usia 11 s/d 13 tahun. Para pemain diberikan
dasar pergerakan dan kemampuan berkoordinasi melalui permainan dan mengeluarkan
segala kemampuan fisiknya dan diajarkan kegiatan-kegiatan melalui pergerakan
secara melebar. Karakteristik pemain dalam fase hiburan, senang bergerak, tidak
ada perubahan otot secara menyeluruh, konsentrasi singkat, sensitifitas tinggi,
kuat memiliki figur idola pemain, perubahan secara individual pertumbuhan dan
secara fisik. Pertimbangan dalam fase hiburan, belajar untuk menikmati
permainan sepakbola, memberi materi-materi dasar, mengajarkan kemampuan
dasar-dasar, menciptakan model aturan seperti baik, bersahabat, fair play.
Etika menghormati lawan, petugas pertandingan dan mempromosikan fair play.
Latihan untuk usia ini tidak harus mencontoh latihan orang dewasa, tetapi
disesuaikan dengan keperluan pemain itu sendiri. Dalam fase pembentukan, usia ini
merupakan usia emas untuk belajar berhubungan dengan motorik pengembangan
pemain, keahlian dasar bermain sepakbola yang harus ditetapkan pada usia dini.
Karakter pemain dalam fase pembentukan, pengembangan variasi dan kemampuan
motorik, kemampuan untuk belajar keahlian/pengetahuan baru. Pengenalan diri,
orang tua dan pelatih. Pertimbangan dalam fase pembentukan, mencontohkan teknik
latihan yang benar dan sering berlatih. Ajarkan kemampuan teknik sistematis.
Bantu mereka untuk independen dan menerima tanggung jawab atas tindakannya.
Ciptakan model aturan yang benar. Menghargai mereka atas setiap usaha dan kerja
keras. Menanamkan kepada mereka untuk selalu menghargai hasil pertandingan baik
itu menang maupun kalah. Pengembangan skill lebih penting daripada
pertandingan. Motivasi mereka untuk dapat bermain disegala posisi. Fase gembira
dan fase dasar (grassroots fun phase and fundation phase) sebagaimana tercantum
dalam silabus kurikulum dan materikursus pelatih lisensi d, antara lain adalah
(pendahuluan) mata pelajaran yang membahas tentang tahap-tahap latihan di usia
13 tahun kebawah, dimana tahap-tahap tersebut adalah tahap senang bermain dan
tahap perkembangan dasar. Untuk itu pelatih perlu mengetahui tahapan di usia
tersebut agar proses latihan dapat tercapai. (tujuan) memiliki pengetahuan
tentang grassroots fase senang dan fase fondasi dalam sepakbola sesuai tahap
tersebut. (materi) terdiri dari dua bagian, fase senang (6-10 tahun) dan fase
fondasi (11-13 tahun). Peranan pelatih: 1. Memberikan anak-anak pengalaman
positif, melalui dukungan dan dorongan semangat yang diberikan pelatih,
terpenting untuk disadari bahwa anak-anak jangan pernah dibiarkan tak
terlindungi terhadap harapan-harapan yang tidak realistis. 2. Peranan pelatih
untuk memikat lebih banyak anak-anak pada permainan ini dan selanjutnya membawa
mereka terlibat secara permanen. 3. Selama interaksi dengan anak-anak, pelatih
diminta untuk mempersiapkan lingkungan kondusif untuk belajar. Tekanan harus
pada partisipasi penuh, dan perbaikan keterampilan individu dan mengasuh mereka
dengan semangat tim yang baik. Peranan orang tua dan pengurus antara lain : 1.
Untuk memastikan anak-anak menerima manfaat terbesar dari keterlibatan mereka
dalam sepakbola, direkomendasikan adanya peraturan mengenai perilaku para orang
tua dan pengurus pada saat pertandingan dan latihan harus diberlakukan. 2.
Peraturan mengenai perlaku orang tua antara lain harus merefleksikan
prinsip-prinsip berikut : mendorong para pemula yang berminat bermain
sepakbola. Mendorong anak-anak mengembangkan keterampilan dasar dan hindari
spesialisasi berlebihan di satu posisi selama tahun-tahun pembentukan. Jangan
perlakukan anak seolah ia adalah miniatur dari orang dewasa. Jangan memarahi
atau berteriak pada anak untuk mengambil keputusan-keputusan. Jangan pernah
memberikan keberhasilan pribadi melebihi pentingnya tujuan pendidikan. Jangan
menganggap keberhasilan tim hanya tergantung pada pelatih sendiri. Fokus pada
usaha anak dan penampilannya dari pada hasil pertandingan. Ajarkan anak-anak
tentang fair play, menerima kekalahan tanpa kekecewaan berlebihan. Mendorong
anak-anak supaya selalu bermain sesuai aturan dan menghormati keputusan para
ofisial dan pelatih. Tidak pernah para pemain, penonton dan ofisial boleh
ditertawakan dan dilecehkan. Harus sabar. Beberapa anak memerlukan waktu lebih
lama untuk berkembang dari pada yang lain. Ajari anak-anak untuk menghargai dan
mengakui nilai dan pentingnya para pelatih, orang tua dan para ofisial.
Ciptakan keseimbangan antara pendidikan dan pengembangan seorang pemain.
Siapkan makanan yang bergizi dan pemeliharaan kesehatan yang benar. Kurikulum
& pedoman dasar sepakbola indonesia, untuk usia dini (u5-u12), usia muda
(u13-u20) & senior. Yang berisikan proses pembinaan sepakbola yang benar,
dimana pada bab iii, berisikan kurikulum sesuai kelompok usia, termasuk untuk
tingkat pemula dan tingkat dasar. Tingkat pemula (fun fase), - 5 sampai 8 tahun
: pada kelompok usia ini, anak-anak belum memiliki kemampuan sama seperti orang
dewasa untuk mengerti situasi. Mereka baru memahami dunia dengan pemahaman yang
berpusat pada diri sendiri. Bagi anak-anak mengalami kebersamaan dan
berhubungan dengan teman-temannya masih sangat berpengaruh. Juga pengertian
pada perasaan atau pikiran orang lain sangat rendah, dalam rangka menolong
anak-anak membangun pengalaman mereka sendiri, banyak latihan bersifat individu
(misalnya setiap pemain memiliki bola masing-masing). Hal yang bersifat taktik
dalam pertandingan disederhanakan dalam permainan di lapangan kecil (40 x 20 m)
dengan sedikitnya pemain (4 v 4, dengan penjaga gawang 5 v 5). Waktu latihan
akan juga menyoroti kelompokti pelatihan olahraga secara umum dan tidak melulu
pelatihan sepakbola. Untuk kepentingan latihan dibagi tingkat pemula dalam 2
kelompok, yaitu kelompok 5-6 tahun dan kelompok 7-8 tahun. Tingkat dasar
(fondasi), 9 sampai 12 tahun : pada tingkat ini susunan pelatihan (bukan materi
latihan) sudah mirip dengan pemain lebih tua. Bagian terpenting latihan adalah
bersifat teknis. Sangat baik dalam usia ini mengembangkan teknik dan pengertian
akan taktik dasar. Kemampuan anak-anak untuk mengatasi masalah akan berkembang
dengan pesat. Maka pemain harus mulai diajarkan taktik dasar juga tim, misalnya
pada tingkat ini, pemain ada pada masa pra puber dan memiliki masalah
keterbatasan fisik terutama pada kekuatan dan kelentukannya. Latihan fisik yang
hanya sebatas kecepatan dengan bola, kelincahan (egality) dan koordinasi. Untuk
kepentingan latihan dibagi tingkat dasar dalam dua kelompok, yaitu kelompok
9-10 tahun dan kelompok 11-12 tahun. Panduan berikutnya yaitu “kriteria latihan
kelompok usia” berdasarkan c licence coaching award, bidang/departemen teknik
pssi, tahun 1999. Dimana pada bab vi berisikan kriteria latihan kelompok usia,
dibagi dalam beberapa fase, fase i untuk dibawah usia 8 tahun, fase ii 8-10
tahun (fase i belajar golden age) dan fase iii 10-12 tahun (fase ke ii dari
masa belajar golden age). Fase i dibawah 8 tahun : penting sekali jumlah
sentuhan sebanyaknya pada bola untuk tiap pemain, lapangan yang kecil, melatih
individual skill supaya meningkat keterampilannya, menciptakan suasana gembira
pada para pemain, sehingga mereka menikmati permainan sepakbola.
Pengorganisasian persiapan latihan dan pertandingan dilakukan dilingkungan
sendiri, kondisi fisiknya baru dimulai. Pertimbangan mengorganisir latihan :
aktivitas sosial, persaudaraan, kerjasama ditonjolkan dalam kelompok ini. Tiap
pemain dihargai sama, mendapat perlakuan individu yang sama dari pelatih. Tiap
pemain mendapat kesempatan sama dalam mitra latih atau pertandingan. Kesenangan
dan kegembiraan, keamanan kelompok dan percaya diri adalah elemen pokok yang
menonjol. Tekanan untuk menang tak boleh ada pada kelompok usia ini. Anak-anak
pada kelompok usia ini selalu ingin bergerak dan selalu ingin aktif dan
terlibat. Latihan dasar harus dibuat bervariasi sehingga tidak membosankan.
Pemain boleh juga belajar dari mencoba dan dari kesalahan. Fase ii 8-10 tahun :
menyanjung-nyanjung pahlawan sepakbola, haus akan skill yang imajinatif, sifat
petualangan yang memang menjadi tipe mental kelompok usia ini dan selalu ingin
meniru dan mengikuti tim sukses. Sekolah adalah titik sentral dimana seorang
anak yang sedang tumbuh menghabiskan sebagian besar waktunya. Sekolah sepakbola
dan masuk perkumpulan sepakbola kemudian belajar dan bertanding sepakbola
secara psikologis memberi motivasi kepada para pemain. Pada kelompok usia ini
anak-anak sudah mempunyai mental dan koordinasi fisik yang baik, para pemain
sudah secara psikologis dapat menerima pendapat dan dapat menguasai teknik
dengan mudah dan meniru idola mereka sehingga meningkatkan kemampuan mereka
meskipun hanya mempunyai waktu belajar sedikit. Fase iii 10-12 tahun : pemain
usia dini yang berbakat pada usia ini membutuhkan suatu sekolah sepakbola atau
perkumpulan sepakbola atau diklat untuk meningkatkan skill individunya dan
memperkenalkan padanya suatu sepakbola yang kompetitif. Pada usia antara 6-12
tahun, skill sepakbola yang benar dipelajari sambil bermain/bertanding
sepakbola dan dibarengi dengan program dan metoda serta rencana pendidikan
sepakbola yang bertanggung jawab. Jadi dibentuk latihan yang disederhanakan dan
pertandingan dijalankan sebagai alat untuk mengembangkan skill teknik dan
pengertian dasar teknik. Bola harus jadi titik sentral dari aktivitas dengan
banyak variasi dan kegembiraan. Sasarannya adalah untuk memperlihatkan kepada
anak-anak ini. Banyaknya perubahan-perubahan situasi pertandingan yang terus
menerus yang mereka harus mengerti dan menguasai dengan cara diberikan
demonstrasi dan diberitahu mengapa mereka harus berbuat demikian. Pelatih yang
telah berpengalaman melatih harus mampu melatih anak-anak secara metodik dan
efektif tanpa menghilangkan antusiasme anak-anak tersebut. Prioritas harus
diberikan kepada usaha-usaha yang langsung mendidik anak-anak, merangsang skill
dan keperibadian anak-anak setiap hari. Selain panduan diatas yang lebih
menitik beratkan pada latihan, panduan berikutnya adalah panduan yang
menyangkut permainan atau pertandingan, yaitu peraturan permainan khusus pemain
berusia 10 tahun 5 v 5 (satu tim 5 pemain) dan peraturan permainan khusus
pemain berusia 12 tahun 7 v 7 (satu tim 7 pemain, yang diterbitkan pssi tahun
2002. Ketentuan terpenting didalam peraturan permainan ini adalah ukuran
lapangan permainan 40 x 20 meter bagi usia 10 tahun, 70 x 50 meter bagi usia 12
tahun. Ukuran gawang 1.50/180 x 3/3.50 meter. Bola yang dipergunakan nomor 3
atau nomor 4 bagi usia 10 tahun dan bola nomor 4 bagi usia 12 tahun. Jumlah
pemain setiap tim 5 orang termasuk penjaga gawang untuk usia 10 tahun dan
jumlah pemain setiap tim 7 orang termasuk penjaga gawang untuk usia 12 tahun.
Lamanya pertandingan untuk usia 10 tahun tidak lebih dari 2 x 20 menit, waktu
istirahat diantara kedua babak 5 menit, dapat diberikan tambahan waktu yang hilang
pada babak kedua, perpanjangan waktu untuk menentukan pemenang 2 x 5 menit
setelah waktu istirahat 3 menit. Lamanya pertandingan untuk usia 12 tahun 2 x
20 menit atau maksimal 2 x 30 menit, waktu istirahat diantara kedua babak 5-10
menit, dapat diberikan tambahan waktu yang hilang pada babak kedua,
perpanjangan waktu untuk menentukan pemenang 2 x 10 menit setelah waktu
istirahat 5 menit. Tidak ada ofsaid baik bagi usia 10 tahun maupun 12
tahun.dll. Format dan sistem pertandingan didalam manual badan pembinaan dan
pengembangan usia muda (bppum pssi), 2011. Khusus untuk usia 10, 11, 12 tahun.
1. Festival sepakbola u10 s/d 11 tahun: 1. Jumlah pemain 7 v 7 (12 pemain). 2.
Ukuran lapangan 20 x 40 meter. 3. Ukuran bola nomor 3. 4. Format pertandingan :
format i waktu permainan 1 x 15 menit. Pergantian pemain tidak ada.pada babak
penyisihan pemain yang telah bermain pada pertandingan pertandingan pertama,
pada pertandingan berikutnya harus digantikan 5 pemain cadangan ditambah 2
pemain yang telah bermain dipertandingan sebelumnya. Dst. Format ii waktu
permainan 2 x 10 menit. Pergantian pemain pada saat istirahat dan dapat
dilakukan sejumlah dilakukan sejumlah pemain cadangan sekaligus. 2. Festival
sepakbola u12 : jumlah pemain 9 v 9 (15 pemain), ukuran lapangan 50 x 70 meter.
Ukuran bola nomor 4. Format pertandingan : format i waktu permainan 1 x 20
menit. Pergantian pemain tidak ada. Pada babak penyisihan pemain yang telah
bermain pada pertandingan pertama, harus digantikan oleh pemain yang telah
bermain pada pertandingan sebelumnya. Format ii waktu permainan 2 x 15 menit.
Pergantian pemain pada saat istirahat dapat dilakukan sejumlah pemain
sekaligus. Selain panduan diatas berikut ini disampaikan juga mode pembinaan
yang memadukan program pelatihan dan pertandingan yang bersifat perseoraangan
maupun tim yang didesain oleh manajemen sport utama (msu) yang diberi sebutan
campfestival sepakbola usia dini. Dan coaching clinic yang bertajuk festival
pelatihan sepakbola usia dini (grassroots football festival) sebagaimana
panduan fifa, serta tentang fair play. Campfestival sepakbola usia dini adalah
sebuah mode pembinaan dengan memadukan program pelatihan dan pertandingan yang
bersifat perseorangan maupun tim ssb yang ikut serta, didesain msu untuk
membangun dasar teknik bermain sepakbola dengan baik dan benar. Dimana semua
peserta berkumpul dengan berkemah disebuah tempat di kaki gunung selama empat
hari, untuk mengikuti semua kegiatan pelatihan maupun pertandingan sebagaimana
berikut ini. Pendekatan komprehensif semua kegiatannya merupakan bagian dari
pembinaan pemain usia dini (u11 dan u12), bersifat komprehensif karena
memadukan kegiatan pelatihan teknik dasar bermain sepakbola secara baik dan
benar, dengan kegiatan pertandingan festival sepakbola berciri fun. Dengan
memberikan keleluasaan bermain kepada setiap pemain untuk mengekspresikan
dirinya masing-masing saat bermain sepakbola, mempraktekan semua hasil latihan
yang pernah diterima dari pelatihnya masing-masing. Sehingga pelatih saat anak
didiknya bermain sepakbola lebih berperan sebagai pembimbing dan mengarahkan
agar pemainnya bisa tampil maksimal pada pertandingan yang diikuti tim
asuhannya. Titik kulminasi pembinaan di akhir tahun waktu penyelenggaraan
kegiatan campfestival sepakbola usia dini di akhir tahun atau pada bulan
desember disetiap tahunnya, dimaksudkan sebagai kegiatan puncak pembinaan
disepanjang tahun atau titik kulminasi pembinaan bagi pesepakbola usia dini ssb
pesertanya. Dan untuk mengevaluasi penampilan pemain sejauh mana pencapaian
hasil program latihan yang telah dilakukan di masing-masing ssb peserta
disepanjang tahun. Dimana dalam pelaksanaannya juga dengan memadukan antara
kegiatan bermain sepakbola bagi para pemain dengan liburan bersama keluarga di
akhir tahun atau sambil menyongsong tahun baru. Membangun dasar teknik
sepakbola, mengasah-meningkatkan skill pemain usia dini campfestival sepakbola
usia dini didesain msu dengan konsep memadukan kegiatan pelatihan dan
pertandingan, untuk membangun dasar teknik bermain sepakbola, melalui kegiatan
yang bertemakan berkemah-bermain-belajar-berlatih-berlomba-bertanding, untuk
mengasah dan meningkatkan skill pesepakbola ssb peserta, dengan sebuah ajakan
kepada semua pihak yang peduli terhadap sepakbola di tanah air, mari bersama
memajukan sepakbola usia dini indonesia. Seminar dan refreshing agar tujuan
diselenggarakannya campfestival sepakbola usia dini dapat tercapai, maka satu
bulan sebelumnya dilakukan terlebih dahulu seminar bagi manajer tim dan pelatih
ssb peserta. Dengan tujuan untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan serta
kemampuan didalam menangani organisasi dan membina pemain usia dini. Undian
grup dan pertemuan manajer seusai seminar-refreshing dilanjutkan dengan undian
grup dan menetapkan jadwal pertandingan, kemudian diteruskan dengan pertemuan
manajer untuk membahas peraturan khusus pertandingan dan hal-hal lain yang
berkaitan dengan persiapan teknis penyelenggaraan dan memperkuat pemahaman atas
penyelenggaraan kegiatan yang akan diikutinya. Skrining skrining pemain pada
campfestival mengutamakan kejujuran semua pihak yang terlibat didalam kegiatan
pertandingan kelompok usia. Skrining administrasi dan pemeriksaan fisik
sebagaimana umum dilakukan, yang lolos skrining mendapatkan kartu identitas
pemain peserta campfestival. Pertemuan teknik sebelum pertandingan dilakukan
pertemuan teknik untuk menyamakan persepsi tentang semua hal yang ada kaitannya
dengan pertandingan berdasarkan peraturan khusus pertandingan maupun tata
tertib yang berlaku bagi peserta dan mengesahkan pemain sesuai hasil skrining
yang dilakukan sebelumnya. Coaching clinic sebelum dilakukan pertandingan
dilakukan terlebih dahulu dilakukan coaching clinic bagi para pemain, dengan
tema gunakan kaki kiri dan kananmu saat bermain sepakbola, sentuh dengan kaki
bagian dalam, luar dan atas (kura), serta membangun kultur sepakbola terencana,
untuk membiasakan sebelum menerima bola dari kawannya ia sudah memiliki rencana
kemana bola itu akan diteruskan, atau kepada kawan lain mana ia akan meneruskan
bola. Pertandingan untuk pemain usia dini, 11- 12 tahun bisa dilakukan
pertandingan 7 lawan 7 atau 9 lawan 9. Dengan sistim pertandingan setengah
kompetisi. Ssb peserta dapat dibagi dalam grup-grup sesuai jumlah peserta, 16
atau 32 ssb dan skema pertandingan yang sesuai jumlah grup. Dalam durasi waktu
pertandingan 2 x 20 atau 2 x 30 menit sebagaimana ketentuan peraturan permainan
khusus untuk pemain berusia 10 dan 12 tahun dan dikombinasikan dengan ketentuan
manual bppum pssi, seperti tentang penggantian pemain yang mengharuskan semua
pemain yang terdaftar harus turun bermain. Pada campfestival tidak ada istilah
juara tetapi tim terbaik. Kontes dan lomba sebelum pertandingan atau dapat
dilakukan disela-sela waktu jadwal pertandingan, dilakukan kontes keterampilan
teknik dasar sepakbola dan kontes manimang-nimang bola, kemudian lomba 1 lawan
1, 2 lawan 2 dan 3 lawan 3. Dengan tujuan untuk mengasah dan meningkatkan
keterampilan teknik bermain sepakbola. Khusus lomba 1 lawan 1 untuk
meningkatkan kemampuan menggiring bola melewati lawan bermain. Lomba 2 lawan 2
dan lomba 3 lawan 3 disamping untuk meningkatkan kemampuan menggiring bola
melewati lawan bermain juga untuk meningkatkan kemampuan kerjasama 1-2 sentuhan
dengan kawan satu tim untuk melewati lawan bermain. Dengan ketentuan semua
peserta lomba diharuskan menggunakan kaki kiri dan kanan, menggunakan kaki
bagian dalam, luar dan atas (kura). Kampanye fair play dan kartu hijau selama
berlangsungnya campfestival dilakukan kampanye fair play dengan tujuan agar
para pemain sejak usia dini sudah diperkenalkan tentang bermain fair play
disetiap kali bertanding, menghormati (respek) terhadap lawan bertanding,
menghormati peraturan permainan atau peraturan pertandingan, menghormati (taat)
terhadap keputusan wasit. Untuk menumbuhkan sikap bermain untuk menang tapi
dengan cara sportif, juga agar setiap pemain memiliki karakter bermain
sepakbola dengan baik dan benar. Petunjuk, tata tertib dan skenario coaching
clinic, kontes, lomba untuk semua kegiatan pelatihan dalam campfestival
sepakbola usia dini, disiapkan panduan teknis berupa petunjuk, tata tertib dan
skenario coaching clinic, kontes dan lomba yang akan diikuti oleh pemain ssb
peserta. Khusus untuk coaching clinic semua pelatih yang menangani tim ssb
peserta bertindak sebagai pemandu latihan atau pelatih pendidik, dengan
ketentuan saling bertukar memandu latihan diantara ssb peserta, jadi setiap
pemain ssb yang satu dipandu oleh pelatih dari ssb lain. Peraturan khusus
pertandingan peraturan khusus pertandingan adalah sebuah peraturan yang disusun
khusus untuk mengatur sebuah rangkaian pertandingan dalam hal ini pertandingan
campfestival sepakbola usia dini, disusun dengan memperhatikan masukan-masukan
dari ssb peserta, sebagai perwujudan kepedulian dan tanggung jawab bersama
terhadap pembinaan sepakbola usia dini, dimana untuk memelihara keamanan dan
ketertiban agar penyelenggaraan pertandingan dapat berjalan dengan baik,
tertib, aman serta lancar, maka semua manajer tim bertindak sebagai penanggung
jawab keamanan dari rombongan ssb nya masing-masing. Petunjuk, tata tertib
mengikuti campfestival sepakbola usia dini untuk membangun kebersamaan,
memberikan kenyamanan dan ketertiban bagi semua elemen yang terlibat dalam
perhelatan campfestival sepakbola usia dini dan selama berada di bumi
perkemahan, dengan memperhatikan pula masukan-masukan ssb peserta. Formulir
komentar pelatih disetiap selesai pertandingan, mulai pertandingan babak
pertama sampai babak final campfestival sepakbola usia dini, para pelatih ssb
peserta diminta mengisi formulir komentar pelatih, untuk mengomentari
penampilan tim ssbnya sendiri maupun penampilan ssb lawannya. Komentar pelatih
dan diskusi pelatih merupakan bahan penyusunan laporan teknik (technical
report). Diskusi pelatih dan pemutaran film diskusi pelatih untuk membahas
isian formulir komentar pelatih dan pemutaran film latihan teknik dasar bermain
sepakbola bagi pelatih maupun pemain, dilakukan malam hari, untuk meningkatkan
pengetahuan tentang berbagai teknik dasar bermain sepakbola. Kuiz disela-sela
kegiatan campfestival sepakbola usia dini, diedarkan formulir kuiz yang
diperuntukan bagi pemain ssb peserta dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan dasar tentang sepakbola yang dimiliki oleh pemain ssb peserta.
Formulir komentara peserta seusai penyelenggaraan campfestival sepakbola usia
dini, para manajer tim ssb peserta diminta untuk mengisi formulir komentar
peserta, seperti tentang kekurangan yang ada selama kegiatan berlangsung.
Dengan demikian penyelenggara bisa mengetahui segala kekurangan yang dirasakan
dan dialami para ssb peserta, sehingga akan menjadi bahan perbaikan untuk
penyelenggaraan campfestival berikutnya. Kehidupan berkemah dan bazar menjalani
kehidupan sederhana menyenangkan selama empat hari, menikmati suasana
kebersaamaan diantara peserta yang berasal dari berbagai daerah, dengan
panorama indah daerah pegunungan, udara sejuk, bersih jauh dari polusi maupun
kebisingan, belum lagi bisa menambah hb bagi pemain peserta. Walau berkemah
jauh dari keramain tapi memiliki fasilitas bazar yang bisa menyediakan
kebutuhan makanan dan minuman sehari-hari untuk 800-1600 orang yang terlibat
dalam perhelatan, pemain, ofisial tim, keluarga pemain, pengurus ssb, ofisial
pertandingan, petugas dan penyelenggara pertandingan. Persiapan mengikuti
berbagai kegiatan di tahun berikutnya dengan mengikuti kegiatan pelatihan
maupun pertandingan campfestival sepakbola usia dini yang dilakukan di
penghujung tahun, diharapkan menjadikan bekal semua peserta perseorangan dan
tim ssb dalam mempersiapkan diri mengikuti berbagai kegiatan seleksi,
pelatihan, pertandingan bagi pemain atau tim ssb yang diikuti tahun berikutnya
supaya hasilnya lebih baik dari kegiatan tahun sebelumnya. Festival pelatihan
sepakbola usia dini (grassroots football festival) landasan, filosofi sepakbola
usia dini (philosphy of grassroots football), sebagaimana disampaikan pada
halaman 5-6 diatas tentang fifa grassroots. Festival pelatihan sepakbola usia
dini : peraturan permainan, perlengkapan, teknik dasar dan pelatih pendidik.
Tentang peraturan permainan : bermain di lahan terbatas (small side game),
dengan ukuran lapangan : 4 lawan 4 > 12 x 20 m (15 x 25 m); 5 lawan 5 >
20 x 20 m (25 x 35 m); 7 lawan 7 > 30 x 45 m (35 x 50); 9 lawan 9 > 45 x
60 m (50 x 67m). Format mitra tanding : 6-8 tahun > 4 lawan 4 tanpa penjaga
gawang > 12 x 20 m >> 4 lawan 4 dengan penjaga gawang (3 + 1)> 15 x
25 m >> 5 lawan 5 > 20 x 30/25 x 35 m. 8-10 tahun > 4 lawan 4 tanpa
penjaga gawang > 12 x 20 m >> 4 lawan 4 dengan penjaga gawang (3 + 1)
> 15 x 25 m >> 5 lawan 5 > 20 x 30 m/25 x 35 m >> 7 lawan 7
> 20 x 45 m/35 x 50 m. 10-12 tahun > 4 lawan 4 tanpa penjaga gawang >
12 x 20 m >> 4 lawan 4 dengan penjaga gawang (3 + 1) > 15 x 25 m
>> 4 lawan 4 dengan penjaga gawang (3 + 1) 15 x 25 m >> 5 lawan 5>
20 x 30/25 x 35 m >> 7 lawan 7 > 20 x 45 m/35 x 50 m >> 9 lawan
9 > 45 x 60m/50 x 67 m. Model mitra tanding : 3 tim 2 putaran >>
putaran 1 >> np. 1 : a - b > np. 2 : c - a > np.3 : b - c. Putaran
2 >> np. 4 : b - a > np. 5 : a - c > np. 6 : c - b. >> 4
pertandingan setiap tim. 4 tim 1 putaran >> np. 1 : a - b > np.2 : c -
d > np3. : b - c > np. 4 : d - a > np. 5 : b - d > np, 6 : a - c.
>> 3 pertandingan setiap tim. Perlengkapan : tiang gawang : 3 x 2 m
>> bola : 6 - 10 tahun > ukuran no. 3 atau no. 4, maksimum 290 gram.
> 11 - 12 tahun > ukuran nomor 4. Garis lapangan : menggunakan garis
tengah dan garis penalti, untuk mitra tanding 5 lawan 5, 7 lawan 7, 9 lawan 9.
>> tanpa menggunakan garis penalti untuk pertandingan 4 lawan 4. Tentang
teknik dasar : kontrol bola menggunakan dada, diteruskan dengan mengumpan bola.
> kontrol bola menggunakan kaki bagian depan, diteruskan dengan mengumpan
bola. > kontrol bola menggunakan kaki bagian dalam, diteruskan dengan
mengumpan bola. > kontrol bola menggunakan paha, diteruskan dengan mengumpan
bola. > kontrol bola menggunakan kaki bagian bawah, diteruskan dengan
mengumpan bola. > menimang-nimang bola. > mengumpan bola, menggunakan
kaki bagian dalam. > menggiring bola, menggunakan kaki bagian dalam, lurus,
berkelok. > menendang bola ke arah gawang, menggunakan kaki bagian dalam.
> tendangan voli ke arah gawang. Pelatih pendidik (coach educator)
memberikan perhatian pada elemen permainan dan mengorganisir banyak bermain di
lahan terbatas (small side games/small matches). > bertanggung jawab atas
keselamatan dan memberikan pertolongan pada kesempatan pertama. > pendekatan
terhadap semua aspek latihan. > menyediakan sepenuh waktu ketika
melaksanakan tugas melatih. > mengingatkan apa yang harus dilakukan
pesepakbola usia dini dengan orang tua di lingkungan sekolah sepakbola. >
melakukan aktivitas untuk memberikan instruksi dan latihan bagi pesepakbola
usia dini. > memberikan instruksi dengan melakukan adaptasi dengan
pesepakbola usia dini disetiap jenjang. > mendengarkan pendapat pesepakbola
usia dini. > membimbing pesepakbola usia dini dengan cara memperagakan
teknik dasar bermain sepakbola sebagai model contoh. > membantu pesepakbola
usia dini agar tumbuh secara alami. Pelaksanaan festival pelatihan : dapat
dilaksanakan sehari. Durasi waktu 4 jam atau 5 jam bila pesertanya banyak
(waktu mitra tanding yang lebih panjang karena bergiliran tempat). Menggunakan
2 lapangan tempat pelatihan dengan membagi 2 lapangan ukuran untuk orang
dewasa, menjadi lapangan untuk ukuran anak-anak 10 dan 12 tahun. Mulai pukul
06.00 s/d 10.00/11.00. Jadwal kegiatan : 06.00 – 06.30 : registrasi peserta.
06.30 – 07.00 : persiapan, pembukaan. 07.00 – 08.30 : pelatihan. 08.30 – 09.00
: mitra tanding (fun games). (s/d 10.00) : (bila banyak pesertanya). 09.30 –
10.00 : penutupan, pemberian sertifikat. Bertempat di stadion sepakbola yang
memiliki tribun. Ketentuan, setiap peserta membawa bola sendiri, menggunakan
sepatu bola dan menggunakan kaos seragam festival pelatihan. Fifa fair play
sejak piala dunia tahun 1990 di italia, fifa sudah sangat gencar
mempropagandakan fair play, dimana logo secara resmi fair play yang dikenal
dengan slogan “my game is fair play” diumumkan pada tahun 1993. Di piala dunia
tahun 1994 di as, fifa bahkan mengumumkan, segala tindakan tidak fair play akan
mendapat hukuman keras, lewat sanksi yang dijatuhkan komisi disiplin. Sejak
saat itu, setiap peserta piala dunia, dari kelompok usia hingga senior, diminta
untuk menanda tangani “deklarasi fair play.” Kode etik fair play fifa kode etik
fair play telah dibuat fifa agar kehidupan olahraga sepakbola senantiasa
dilandasi moral dan etika. Seluruh insan sepakbola di indonesia diwajibkan
untuk mematuhi 10 aturan yang disebut “golden rule” atau “aturan emas,” yakni :
1. Main untuk menang : dilarang ada tim yang merencanakan untuk kalah sebelum
bertanding, karena hal itu melanggar kaidah-kaidah yang paling tinggi di
pertandingan olahraga, yakni meraih kemenangan. 2. Bermain dengan jujur dan
adil : baik buruknya nila sebuah pertandingan, ditentukan seberapa besar nilai
sportivitas yang ada di dalamnya . 3. Mentaati aturan pertandingan : tanpa ada
aturan yang jelas, tentu akan timbul kekacauan. Aturan di sepakbola, sangat
sederhana dan mudah dipelajari. 4. Menghormati tim lawan, rekan satu tim,
wasit, ofisial, pengawas pertandingan dan penonton : fair play berarti respek.
Sebab tanpa ada tim lawan, tentu saja tidak ada pertandingan. Kedua tim harus
memiliki hak sama, termasuk hak untuk dihargai atau dihormati. Semua pemain di
dalam tim harus diperlakukan setara. 5. Menerima kekalahan dengan jiwa besar :
belajarlah menerima kekalahaan dengan jiwa besar. Jangan mencari kambing hitam
atas kekalahan itu, sebab alasan sejati dari sebuah kekalahan adalah bahwa tim
lawan lebih tangguh. 6. Aktif ikut mempromosikan sepakbola : segenap insan sepakbola
diwajibkan ikut mempromosikan sepakbola dari sisi positif, hingga citra dan
reputasi olahraga ini terus terjaga dengan baik. Citra yang baik akan mendorong
percepatan majunya prestasi sepakbola disuatu negara. 7. Tolak suap dan
korupsi, narkoba atau doping, rasisme, tindak kekerasan dan hal-hal berbahaya
lainnya yang bisa merusak sepakbola : narkoba memang tidak pernah memiliki
tempat di sepakbola, atau olahraga manapun di lingkungan kita. Demikian pula
dengan rasisme. Tolak dengan tegas tindak kekerasan dalam bentuk apapun di
sepakbola, termasuk dari pendukung (penonton). Sepakbola adalah olahraga dan
olahraga adalah damai! 8. Bantu orang lain agar kuat menghadapi godaan untuk
melakukan korupsi atau suap : berikan kekuatan moril agar orang berani menolak
ajakan melakukan korupsi atau suap. Selalu ingatkan komitmennya terhadap rekan
satu tim, atau kepada pertandingan itu sendiri. Sebuah solidaritas yang kuat,
ibarat pertahanan tangguh dalam pertandingan sepakbola. 9. Umumkan siapapun
yang merusak sepakbola : jangan ragu untuk mengumumkan orang-orang yang kita
yakini telah melakukan berbagai tindakan curang. Lebih mengekspos dan
mengenyahkan mereka, daripada membiarkan mereka semakin menimbulkan kerusakan
besar hingga kian merusak citra sepakbola. 10. Memberikan penghargaan kepada
insan sepakbola yang berhasil mempertahankan reputasi bagus sepakbola :
reputasi baik sepakbola bisa terus bertahan berkat sikap atau tindakan orang
yang mencintai olahraga ini, yang menjunjung tinggi kejujuran dan keadilan. Kepada
orang yang melakukan tindakan fair play luar biasa, layak mendapat penghargaan
khusus. Mereka dihargai agar menjadi teladan bagi siapapun. Diharapkan semua
orang akan menirunya, dan juga akan menjadi promosi yang bagus buat sepakbola
itu sendiri. Penutup setelah menjelajah berbagai panduan tentang cara menangani
pembinaan pemain usia dini, mulai dari yang menyangkut tentang filosofis,
pelatihan, pertandingan, perpaduan pelatihan dan pertandingan, sampai tentang
fair play, yang bersumber dari fifa, afc, pssi dan msu. Tentunya dapat menambah
pengetahuan tentang cara membina pemain usia dini, melalui pengetahuan yang
didapat dari panduan tersebut sehingga akan dapat meningkatkan lagi cara
menangani pembinaan pesepakbola cilik. Walau mengenai pengelompokan usia pemain
memang ada perbedaan, ada yang mulai dari usia 5 dan 6 tahun, usia tertua ada
yang sampai 12 dan 13 tahun, itu bisa dilakuan pengaturan tersendiri. Tetapi
panduan fifa mengenai pengelompokan pemain usia dini (grassroots), usia 6 tahun
sampai usia 12 tahun, ini yang kita ikuti bila melakukan kegiatan sepakbola
usia dini atau grassroots. Setelah menerima pengetahuan diatas bukan berarti
kita berhenti belajar sampai disitu, karena ini baru mengantarkan ke “pintu
gerbang pengetahuan,” mengingat yang disampaikan baru prinsip-prinsipnya saja,
jadi setelah usai mengikuti pembelajaran, “diseberang jembatan emas” itulah
kita melanjutkan penjelajahan, atau berburu untuk menggali pengetahuan untuk
mempelajari seutuhnya dari sumber masing-masing panduan. Sebagai contoh
misalnya dalam silabus kurikulum dan materi kursus pelatih lisensi d, yang
merupakan panduan utama para pelatih pemain usia dini, banyak hal yang harus
diperdalam. Seperti misalnya “komunikasi yang efektif bagi pelatih.” Apakah
para pelatih sama baiknya ketika menerima pesan dengan menyampaikan pesan?, dan
apakah ia sudah memperdalam pengetahuan tentang mendengar lawan bicara?.
Kemudian apakah ketika melatih teknik dan skill, “passing dan support,” apakah
sudah keduanya dilatihkan atau baru melatihkan passing saja tanpa melatihkan
support?. Kemudian juga ketika melatih taktik, “latihan taktik bertahan dan
latihan taktik menyerang,” apakah sudah melengkapinya dengan latihan transisi?
Berbeda dengan panduan-panduan diatas yang umumnya disampaikan prinsip-prinsipnya
saja, tetapi yang menyangkut tentang campfestival sepakbola usia dini dan
festival pelatihan sepakbola usia dini yang disampaikan bukan saja
prinsip-prinsipnya, tetapi sudah merupakan garis besarnya yang dapat dijadikan
panduan untuk melaksanakan kegiatan seperti itu. Bila panduan itu semua sudah
bisa dikuasai dengan baik, hal itu akan membuat kita bisa bekerja dengan
sistimatis, terarah, meningkatkan bobot latihan dan cara menangani pemain
sepakbola usia dini, semua program kegiatan pembinaan terintegrasi, terpadu,
didukung pusat data pemain yang dikelola badan otoritas sepakbola nasional, itu
semua bisa dijadikan modal “membangun fondasi pembinaan sepakbola usia dini
yang lebih kokoh untuk mempersiapkan masa depan sepakbola indonesia.” Cimahi,
11 agustus 2012. Penyaji : m. Achwani. Sumber pustaka : 1. Fifa grassroots,
2012. 2. Vision asia- vision indonesia, 2008. 3. Peraturan organisasi pssi
nomor : 02/po-pssi/2012 tentang kompetisi, 2012. 4. Silabus kurikulum dan
materi kursus pelatih lesensi d, 2009. 5. C licence coaching award,
bidang/departemen teknik pssi, 1999. 6. Peraturan permainan khusus pemain
berusia 10 tahun, 5 v 5 (satu tim 5 pemain), pssi, 2002. 7. Peraturan permainan
khusus pemain berusia 12 tahun, 7 v 7 (satu tim 7 pemain, pssi, 2002, 8. Manual
bppum pssi, 2011. 9. Kurikulum & pedoman dasar sepakbola indonesia, 2012.
10. Tentang campfestival sepakbola usia dini, 2012. 11. Festival pelatihan
sepakbola usia dini (grassroots football festival), 2012. 12. Fifa fair play,
pssi, 2003.
Create : Coach RK